Monday, January 7, 2013

WISATA SUMATERA UTARA




DANAU TOBA

Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.

Diperkirakan Danau Toba terjadi saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung itu sebanyak 2.800 km³, dengan 800 km³ batuan ignimbrit dan 2.000 km³ abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat selama 2 minggu. Debu vulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke separuh bumi, dari Cina sampai ke Afrika Selatan. Letusannya terjadi selama 1 minggu dan lontaran debunya mencapai 10 km di atas permukaan laut.
Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan pada beberapa spesies juga diikuti kepunahan. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli masih memperdebatkannya.
Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.
Tim peneliti multidisiplin internasional, yang dipimpin oleh Dr. Michael Petraglia, mengungkapkan dalam suatu konferensi pers di Oxford, Amerika Serikat bahwa telah ditemukan situs arkeologi baru yang cukup spektakuler oleh para ahli geologi di selatan dan utara India. Di situs itu terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan sesudah letusan gunung berapi (supervolcano) Toba pada 74.000 tahun yang lalu, dan bukti tentang adanya kehidupan di bawah timbunan abu Gunung Toba. Padahal sumber letusan berjarak 3.000 mil, dari sebaran abunya.
Selama tujuh tahun, para ahli dari Oxford University tersebut meneliti projek ekosistem di India, untuk mencari bukti adanya kehidupan dan peralatan hidup yang mereka tinggalkan di padang yang gundul. Daerah dengan luas ribuan hektare ini ternyata hanya sabana (padang rumput). Sementara tulang belulang hewan berserakan. Tim menyimpulkan, daerah yang cukup luas ini ternyata ditutupi debu dari letusan gunung berapi purba.
Penyebaran debu gunung berapi itu sangat luas, ditemukan hampir di seluruh dunia. Berasal dari sebuah erupsi supervolcano purba, yaitu Gunung Toba. Dugaan mengarah ke Gunung Toba, karena ditemukan bukti bentuk molekul debu vulkanik yang sama di 2100 titik. Sejak kaldera kawah yang kini jadi danau Toba di Indonesia, hingga 3000 mil, dari sumber letusan. Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata penyebaran debu itu sampai terekam hingga Kutub Utara. Hal ini mengingatkan para ahli, betapa dahsyatnya letusan super gunung berapi Toba kala itu.
Diperkirakan Danau Toba terjadi saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung itu sebanyak 2.800 km³, dengan 800 km³ batuan ignimbrit dan 2.000 km³ abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat selama 2 minggu. Debu vulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke separuh bumi, dari Cina sampai ke Afrika Selatan. Letusannya terjadi selama 1 minggu dan lontaran debunya mencapai 10 km di atas permukaan laut.
Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan pada beberapa spesies juga diikuti kepunahan. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli masih memperdebatkannya.
Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.
Tim peneliti multidisiplin internasional, yang dipimpin oleh Dr. Michael Petraglia, mengungkapkan dalam suatu konferensi pers di Oxford, Amerika Serikat bahwa telah ditemukan situs arkeologi baru yang cukup spektakuler oleh para ahli geologi di selatan dan utara India. Di situs itu terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan sesudah letusan gunung berapi (supervolcano) Toba pada 74.000 tahun yang lalu, dan bukti tentang adanya kehidupan di bawah timbunan abu Gunung Toba. Padahal sumber letusan berjarak 3.000 mil, dari sebaran abunya.
Selama tujuh tahun, para ahli dari oxford University tersebut meneliti projek ekosistem di India, untuk mencari bukti adanya kehidupan dan peralatan hidup yang mereka tinggalkan di padang yang gundul. Daerah dengan luas ribuan hektare ini ternyata hanya sabana (padang rumput). Sementara tulang belulang hewan berserakan. Tim menyimpulkan, daerah yang cukup luas ini ternyata ditutupi debu dari letusan gunung berapi purba.
Penyebaran debu gunung berapi itu sangat luas, ditemukan hampir di seluruh dunia. Berasal dari sebuah erupsi supervolcano purba, yaitu Gunung Toba. Dugaan mengarah ke Gunung Toba, karena ditemukan bukti bentuk molekul debu vulkanik yang sama di 2100 titik. Sejak kaldera kawah yang kini jadi danau Toba di Indonesia, hingga 3000 mil, dari sumber letusan. Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata penyebaran debu itu sampai terekam hingga Kutub Utara. Hal ini mengingatkan para ahli, betapa dahsyatnya letusan super gunung berapi Toba kala itu.



 BUKIT LAWANG

Langsung ke: navigasi, cari
Bukit Lawang adalah nama tempat wisata di Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara yang terletak 68 km sebelah barat laut Kota Binjai dan sekitar 80 km di sebelah barat laut kota Medan. Bukit Lawang termasuk dalam lingkup Taman Nasional Gunung Leuser yang merupakan daerah konservasi terhadap mawas orang utan.
Pada tanggal 2 November 2003, Bukit Lawang dilanda tragedi banjir bandang yang menyebabkan ratusan rumah penduduk serta wisma-wisma penginapan di tepian Sungai Bahorok hancur lebur. hal ini meyebabkan industri wisata Bukit Lawang juga menurun, namun saat ini keadaan pariwisata sudah mulai kembali menggeliat.




 BERASTAGI
Berastagi (berarti "rice store") adalah sebuah kota dan kecamatan dari Kabupaten Karo terletak di persimpangan di jalur utama yang menghubungkan dataran tinggi Karo dari Sumatera Utara ke kota pesisir Medan . Desa naik menjadi penting ketika Belanda pemukim di Sumatera membuka sebuah sekolah asrama di sana pada tahun 1920.

 Kegiatan ekonomi utama di Berastagi, pusat di pasar buah dan sayuran berwarna-warni dan pariwisata . Berastagi terkenal dengan markisa . Atraksi utama kota adalah dua gunung berapi aktif, Gunung Sibayak , dengan air panas, dan Gunung Sinabung .
Kota ini juga berhenti di jalan ke Danau Toba . Kelompok etnis dan linguisitic dominan adalah Karo Batak .
Berastagi adalah 11 km dari ibukota Kabupaten Karo pemerintah di Kabanjahe .

Berastagi kecamatan

Populasi Berastagi kecamatan adalah 46.686, pada 2009. Ini adalah kedua yang paling padat penduduknya kecamatan di Kabupaten Karo, setelah Kabanjahe . [1]
Ini berbatasan Barusjahe dan Tigapanah ke timur, Simpang Empat , ke barat, Kabupaten Deli Serdang ke utara, Kabanjahe ke soutth tersebut.
Ada 9 desa di Kecamatan Berastagi. Ini adalah yang terkecil (30,5 kilometer persegi), dan paling padat penduduknya (1.530 orang / kilometer persegi) Kecamatan Kabupaten Karo. [2] Elevation adalah 1400 meter.
Desa dengan populasi (2007): [3]
  • Gurusinga, 3.900
  • Raya, 4.358
  • Rumah Berastagi, 6.611
  • Tambak Lau Mulgap I, 2.677
  • Tambak Lau Mulgap II, 3.147
  • Gundaling I, 8388
  • Gundaling II, 5130
  • Sempajaya, 7.115
  • Doulu, 2.011
Berastagi kecamatan secara signifikan lebih Islami daripada sebagian besar Kabupaten Karo, dengan 17.801 Muslim, 5.042 Katolik, Protestan 19.195, 1.245 Hindu atau Budha, dan lain-lain 54. Sempajaya adalah desa yang paling muslim, menjadi 67% Muslim. Ada 11 masjid, 18 musholla , 29 gereja, dan 2 vihara di kecamatan.
97% primer-anak usia di sekolah, tetapi hanya 77% dari tinggi-anak usia sekolah. Ada 26 sekolah SMP, 8 sekolah menengah, dan sekolah tinggi dalam 9 kabupaten.
Pertanian jauh kurang penting di Berastagi (dan Kabanjahe) dari sisa Kabupaten Karo. Tanaman termasuk daun bawang , kacang umum , kacang polong , kentang, kembang kol, kubis, lobak , petsai , tomat, wortel, dan labu siam . Padi bukan tanaman yang signifikan. Buah tumbuh termasuk jeruk, markisa , kesemek Jepang dan alpukat. Ada industri yang lebih signifikan dalam Berastagi kecamatan dari seluruh Kabupaten Karo, dibantu oleh fakta jalan 100% Berastagi yang beraspal.

No comments:

Post a Comment